Sebagaimana permintaan saudari Aprilia di komentarnya, maka kali ini saya posting tentang PD dan MPD. Saya juga udah tanggapi pertanyaannya namun masih mau di posting yang panjang lebar.

Jadi baiklah kita mulai. Siapppp…?

Pupil distance

PD itu singkatan dari Pupilary Distance yaitu jarak antara pupil mata kanan dan mata kiri, tepatnya adalah jarak antara reflek yang di timbulkan oleh sinar yang disorotkan ke mata. Pupil atau reflek itu tidak selalu pas di tengah persis, coba anda praktekkan, silakan sorot mata anda dengan sinar dan lihat apa benar-benar di tengah?. Memang ada yang pas di tengah, tapi cenderung agak ke nasal.

Cara pengukurannya adalah dengan berbagai alat dari yang sederhana yaitu PD rule atau penggaris biasa sampai dengan yang digital, baik yang langsung ada di autorefractometer misalnya, atau dengan Pupilometer. Pupilometer Mengukurnya dengan melihat reflek sinar yang di ada di pupil mata. Ukuran PD dalam satuan milimeter (mm). Kalo dengan digital maka bisa dengan ketelitian 0.5 mm. Misal : 60 mm, 60.5 mm dan sebagainya. Untuk Orang dewasa umumnya PD berkisar antara 60 sampai 72 mm, namun yang kurang dan lebih dari itu juga ada.

MPD adalah singkatan dari Monoculer Pupil Distance, yaitu jarak pupil satu mata, artinya jarak yang di ukur dari reflek mata sampai dengan tengah atau puncak hidung. Kita bayangkan dengan kacamata yang umum yaa, di mana kacamata itu di buat simetris, lingkaran lensa ka-ki sama, bentuknya juga sama, sehingga ada jembatan yang mempunyai panjang kira-kira 15-21 mm, nah di tengah-tengahnya itulah batasannya, sehingga kalo di luruskan ke muka kita pas di tengah mancungnya hidung kita. pupil

Jadi saat pengukuran jika dengan pupilometer yang digital itu, sudah ada otomatis membagi monokulernya kanan dan kiri. Untuk minus rendah MPD masih bisa di abaikan, namun untuk minus tinggi dan khususnya lensa Progressive maka MPD wajib diperhatikan saat pasang lensa.

Apa pengaruh kalo PD dan MPD salah?

Ibarat orang yang memakai kacamata itu adalah kita sedang tes untuk mendapatkan SIM C, di mana ada rintangan jalan sempit, sehingga kita harus fokus lurus lewat jalan itum jika tidak kita akan merobohkan tiang pembatas, nah mata kita punya reflek tadi cerminan dari reflek di fovea retina kita, dimana fokus objek yang terjelas yang akan kita lihat, sehingga sinar yang telah dibiaskan oleh lensa kacamata kita harus benar-benar tepat, jika tidak maka mata kita seolah-olah ditarik mengikuti fokusnya lensa, kalo beda sedikit masih bisa toleransi, namun jika banyak maka akan bisa pusing dan sebagainya.

Ada yang namanya efek prisma, yaitu prisma yang ditimbulkan karena fokus lensa tidaksejajar dengan fokus mata kita, maka kita akan ditarik kedalam atau keluar tergantung efek prisma yang di timbulkan. Rumusnya prisma yang ditimbulkan adalah Δ=selisih DV dan PD /10 * Power Lensa Oh yaa, jarak pupil kita itu PD, tapi kalo dah di pasang di lensa bukan PD, melainkan DV (Distance Vitror). Misal, selisihnya adalah 4 mm lebih besar dari PD, Resep kacamatanya: -10.00 D, maka untuk kedua mata itu akan muncul efek prisma sebesar: 4*(10.00)/10 >>> : 4 Δ dan untuk masing-masing mata adalah 2 Δ Base In.

Karena fokus lensa ada di luar dari jalur pupil,kita maka pas lurusnya mata kita adalah bagian tebalnya lensa. Mungkin ini agak bingung. Gak papa asal gak pusing, untuk bahasan prisma di posting tersendiri aja yaaa, dah panjang.

Nah hal ini juga sama dengan MPD, hanya berlaku untuk satu mata. MPD itu tidak harus di bagi 2, misal PD: 64 maka MPD 32, mesti di ukur yang pas. Yang pasti kalo mau pas yaaa pakai pupilometer digital. MPD sangat berguna untuk lensa Progressive karena lensa itu punya koridor (kayak busway aja), di mana jika mata menggunakan di luar koridor progressive zonenya maka akan buram dan tidak enak, nah mesti diperhatikan. Ok, cukup dulu yaaa, tangannya dah capek. Semoga bermanfaat, ada yang mau menambahkan? di komentar aja yaaa. 🙂

PS: gambar dari: www.ophthalmixonline.com dan www.nlm.nih.gov dan www.eyeglassdirect.com