Wah, istilah ini semakin keren, e e e eapanya yang keren, maksudnya di kalangan para RO dan orang yang berkecimpung dalam bisang optik, istilah ini sudah sangat familiar.
Namun bagi anda yang belum tahu, maka simak ulasan berikut:
Namanya juga ‘keliling’, berarti pindah-pindah dan mutar-mutar, e e masak yaaa ntar pusing lho, kayak kacamata yang overcorection.
Maksudnya adalah ada optik yang cara memasarkan kacamata dan sunglassnya tidak toko atau optik, melainkan dia menjemput bola, yaitu pergi ke suatu tempat dan melalukan transaksi di sana.
Contoh, seorang RO dengan alat periksa Trial frame dan trial lens pergi ke sekolah SD, SMP dan sebagainya kemudian melakukan pemeriksaan kepada murid-muridnya, biasanya periksanya Gratis, nah… setelah di periksa dan ternyata ada yang berukuran kacamata maka ditawarin tuh murid dengan kacamata yang di bawa. Bisa Cash atau kredit tergantung dari kesepakatan, kadang juga termasuk guru-gurunya sekalian di periksa.
Dalam hal ini jika anda bukan RO dan ingin membutuhkan layanan serupa silakan kontak saya di 081585009643, namun saran saya jauh lebih baik jika anda sudah punya resep dokter atau resep kacamata yang di ukur di optik yang sudah mempunyai standart alat dan tempat yang memadai, supaya hasilnya jauh lebih sempurnaaaaaa….., kayak ringtone.
Gimana, anda tertarik mau jadi Optik keliling? Hubungi saya juga…. Ha ha ha
wah mas…..
iya klo RO yang keliling……….
klo cuma mau duit tanpa disertai keterampilan dan pengetahuin yang cukup……..
wah bisa pening kepala………..
=)
Yaa harus yang udah punya ketrampilan dong, ntar mata orang bisa di buat pusing tujuh keliling. Dong.
Jadi harus benar-benar yang profesional, betul nggak?!
Saya beli kacamata tadi .. ngaku nya dia kerja di optik alamat nya di rengas Bandung… Trus di cobain beberapa lensa .. nah ada lensa yg cocok .. melihat juga jelas banget . Tapi setelah pemakaian 1jam kok aq pusing mual ya? 🤧🤧 Apa aq harus ke optik dulu bawa kecamata yg sudah aq beli .. aq beli 650ribu
Jelas banget.. ini kadang kata kunci muncul pusing diawal.
Banyak faktor kacamata pusing, bisa ukuran terlalu tinggi, bisa karna ada perubahan besar dari ukuran sebelumnnya, bisa lensanya (pemasangan) dan banyak lagi lagi lainnya.
Ketika sudah dicoba beberapa hari misal 1 minggu dan masih pusing sebaiknya datang ke optiknya kembali. akan di cek baik posisi kacamata ya bahkan bisa ukursnnya kembali.
istilah kerennya mobile optical mas. tapi kalo saya biasa nyingkat jadi OPTIKEL alias optik keliling. yg penting jangan asal just duit, tapi hrs objektif dan profesional. yang pada mal praktek waspadalah, ada malaikat yg menyertai anda.
Wah, benar juga Mas Anggoro.
Tapi kelilingnya khan cuma Indonesia, kalo pakai bahasa yang keren gitu ntar ggak kena sasaran.
Kalo OPTIKEL, agak panjang yaaa, gimana Kalo OpKel, e ee itu khan milik Melawai Group yaaa, ntar di kira Optik Keluarga .
Ya udah yang pasti boleh keliling asal tidak bikin pusing.
optik keliling,,,wihhh pasti bnyak tantanganya nih,jadi mau nyoba😊
Menurut KepMenKes No.1424-MENKES-SK-XI-2002, Bab V (Ketentuan Khusus), Pasal 12:
(1) Dalam rangka mendekatkan jangkauan layanannya kepada masyarakat,
optikal diperkenankan menyelenggarakan pelayanan optometri lapangan di
wilayah Kabupaten/Kota/ Kecamatan yang belum memiliki optikal dan masih
berada dalam satu propinsi dengan optikal tersebut.
(2) Pelayanan optometri dalam rangka pemerataan pelayanan ini hanya dapat
dilakukan secara bergiliran/bersama oleh optikal-optikal yang sudah memiliki
tenaga refraksionis optisien dalam jumlah memadai.
(3) Pelayanan optometri lapangan sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
dilakukan sesuai dengan standar profesi.
(4) Pelaksanaan pelayanan optometri lapangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2) harus mendapat izin dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan diketahui oleh Kepala Puskesmas setempat.
Jadi, mestinya nggak boleh tuh kelilingan sembarangan.
Nah, ini baru yang benar, saya sangat setuju. Tapi bagaimana dengan yang sudah ada sekarang.
paling tidak Undang-Undangnya jelas, jadi harus di ikuti, yaitu, punya optik, punya izin, ada optometris atau RO nya, dan tentunya yang profesional.
Gimana pak Wezoen, bapak atau ibu yaaa dan dari mana yaaa…
Wah seneng aku, banyak yang komentar.
kapan giliran yang lain?
Tapi standar profesi RO itu seperti apa yaaa…
hehehe
dasar aturannya dah jelas…
jadi kapan nih
pemerintah daerah di tiap masing-masing kota
mengaplikasikan peraturan tersebut….
klo ga mulai kapan bisa terwujud
klo bukan kita
sapa lagi yang peduli….
hayo
maju teruz
Maju kemana mas, lha wong depanku ada komputer n tembok?
wakakaka
poko`nya maju aja……….
libas semuaaaaaa
optikel memang udahmenjadi istilah yang booming…. tapi jangan hanya mencari pemasukan saja ya …..inga….inga ….koridor yang ada. Apalagi kita sebagai seorang praktisi optisi………………..
mau nibrung lagi………………..nich.thanks bangeeeets untuk semua informasi dunia optik, sangat membantu sekali apalagi kita sebgai seorang R.O. sekalian Numpang nyapa bwt emin dimakasar…..gimana kabarnya?
Terima kasih VNY, siapa dia yaaa?
Betul dans etuju banget, tentang tugas ke RO an kita.
Sip deh.
Halo Emin ada salam, lama kok nggak nongol lagi banyak orderan yaaa?
Bagi-bagi dong!!
nyikapin optik keliling….gampang2 susah tuch mas! menurutku,kayaknya perlu pendekatan persuasif. Kita yang RO selayaknya harus mulai membenahi pencitraan Optik Keliling. Yang paling sederhana, kalo kita “terpaksa” harus ikutan keliling…. selain “JUST DUIT” alih-alih sekalian nglakuin gebrakan promotif &edukatif, misal : ngenalin profesi RO ke masyarakat, memberi penyuluhan kalo pemeriksaan refraksi hanya dilakukan oleh RO dan dokter mata, plus biar lebih TOP selain periksa mata ditambahin konsultasi ttg kesehatan mata dan keluhan2 refraksi.
Aku yakin, lama2 masyarakat ( baca: langganan optikel ) akan semakin pintar dan lebih selektif terhadap OPTIKEL. Piye mas?
Semoga tambah sukses!
Salam, WAHYU KUSUMO
@ Mas Wahyu:
Setuju mas Wahyu, karena memang sampai saat ini di kantor-kantor aja belum mau mengakui resep dari RO. Tapi banyak sekali perusahaan yang bekerja sama dengan Optik Keliling untuk melakukan pemeriksaan dan membuat kacamatanya. Padahal “kadang” pemeriksaannya bukan oleh RO.
Memang kalo tidak dari kita sendiri, terus siapa?
Makanya sambil berjalan boleh dong infokan blog ini ke yang lain, biar kita bisa sharing…
Numpang nimbrung lagi ya mas…………!!!
Nitip salam buat mas Anggoro, apa khabarnya ? Lama gak kedengaran khabarnya, mesti udah banyak duit tuch !
Mas…..sekali-kali tolong dibincangin masalah prisma plus pemeriksaan strabismus dunk!
Tx bgt! Semoga tambah sukses!
SaLAM, wahyu
Ya Mas Wahyu,
Salam langsung ke yang bersangkutan aja, yaaa semoga mampir ke sini.
Untuk artikel prisma udah saya bahas silakan si cari di search atas.
Untuk pemeriksaan strabismus di siapkan dulu yaaaa…
Kunjungi terus aja, siapa tahu mendadak muncul :))
wah…ada optik keliling juga nih……mau ikutan dong.
menurut pandangan dan pengalaman saya optik keliling itu banyak yang memandang sebelah mata dan tidak bisa dipertanggung jawab oleh sebagian pebisnis yang umumnya baru mengenal dunia optik, padahal optik keliling itukan sama saja dgn optik yang ditempat atau yg ada tokonya disitu ada RO nya ada kacamata yg dijual dan tentunya adatransaksi jasa pelayanan yang profesionalisme dan bisa dipertanggung jawabkan, hanya bedanya optiknya pindah2 .
saran saya gimana para mania OPTIKEL untuk membentuk paguyuban atau organisasi optik keliling dimana qta bisa saling bertukar pengalaman atau sheringlah yang selama ini banyak kita hadapi permasalahan dan problem suka duka terhadap coustomer dan rekan seprofesi….
gimana ??? setuju ngak
Salam kenal mas Kastam…. Saya Wawan, dulu pernah bekerja di salah satu Optik di Semarang. saya tertarik untuk menjalankan Opkel. Mohon saran atau petunjuk bagaimana memulai menjalankan Opkel. Terimakasih sebelumnya…
Sebenarnya, asal ada frame, alat periksa dan pemeriksanya, atau pakai resep dokter, anda sudah bisa menjalankannya.
Prosesnya: datangi instansi atau sekolah atau RT atau lembaga apa saja, bawa alat dan frame anda langsung tawarkan. Berikan pemeriksaan gratis dan tawarkan bagi yang ada kelainan refraksi.
Cara lain, buat proposal pengajuan ke kantor-kantor untuk melakukan kerja sama dan penawaran untuk pelayanan bidang optik.
Tunggu responnya.
Dah, silakan di mulai..
Siapkan alat dan barangnya, kalo tenaga cukup anda sendiri saja.
🙂
Optik keliling ini adalah salah satu kasus yang menarik Mas. Mesalaah ini sempat dibahas pada Munas Gapopin Beberapa tahun yang lalu di Hotel Sahid Jakarta. Dalam pembahasan tersebut memang tidak ada kesepakatan apapun tentang keberadaan Optik keliling ini. Hanay saja sempat diutarakan ke audience bahwa kasus ini adalah menyagkut Kehidupan (baca: Dapur) Orang lain. Justru yang harus ditekankan disini adalah edukasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya pemeriksaan mata secara berkala dan pemahaman tentang apa sebenarnya industri Optik itu. Jika segala edukasi ini sudah disampaikan dengan baik dan benar maka diharapkan akan muncul kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mata dengan baik dan benar juga.
Tentang keberadaan optik keliling, tidaklah menjadi sesuatu masalah yang harus diributkan selama para praktisi optik keliling itu memiliki syarat2 yang harus dilengkapi dalam suatu praktik perkacamataan.
Yaaaa, begitulah seharusnya.
Banyak pendapat yang harus di dukung, bahwasanya konsumen atau pasien itu prioritas, artinya tenaga optik keliling juga harus profesional, sehingga kacamata yang di berikan memang bertujuan untuk merehabilitasi tajam penglihatan yang kurang, bukan semata orientasi bisnis…
🙂
Lah saya nak ikut bicara soalan optikal.
Aduh kok seperti ini yah cara kerja orang Indonesia, ada orang ahli kok pusing-pusing (keliling)’ Klo namanya seorang ahli optometris ya harus berada di tempat yang standart (sesuai aturan kesihatan) klo pusing sudah jelas target is money saja tuh. Klo Indonesia bilang matre doang lah (sorry). Klo memang kerja nak sungguh sungguh ikuti nasihat penguasa (peraturan, Undang-undang, hukum kesihatan),
Pada akhirnya orang awam yang jadi korban klo tak ada profesionality sama sekali. Dosalah awak.
Kita dah banyak dengar dari kawan-kawan di Batam klo orang sesiapa saja boleh jualan kacamata ukur, wah itu sangat seronok bagi kita orang ahli profesionality kesihatan bahagian optometris ( Indonesia = Refraction of Optometris)
Bagi kita pakai pusing-pusing tuk mendapatkan money sungguh hina…ya tak?
Nih saran kita : *tunjukkan profesionality dengan menempati place yang standart kesihatan.
*Ingat optometaris bukan pedagang kacamata ukur tetapi ahli profesonality
kesihatan mata di bahagian rehabilitation visus.
Okey, siapa yang nak lanjut study ke Optometris ? lihat lah nanti perbezaannya….sunggguh beza. tak ada pusing pusing kita. Semua profesionality dan sociality dalam job. Ok. Baravo RO di Indonesia
Sory banget pak jadi pengen ikut ngomong masalah opkel ( yang mas anggoro sebut MOBILE OPTIC )……………..
Salam buat mas anggoro, khasan,mas wahyu dllnya
Optik keliling pada prinsipnya sama dengan kegiatan optikal lainnya ( optik retail ) yang membedakan hanya menjemput bola saja.Masalah legal ataupun tidak legal jangan terlalu dipusingkan .KENAPA ? Yang punya retail optik atau fixed optik saja belum memenuhi syarat kelegalan, contohnya : apakah mereka mempunyai SIK , SIRO, SIPO dan kelengkapan dokumen optik lainnya. Bagi yang punya retail jangan merasa disaingi. Marketnya sangat jauh berbeda. Justru dengan optik keliling ikut menyukseskan world Vision 2020.Bukan saya membela mereka tapi lihat manfaatnya :
1. Customer mempunyai pilihan pembayaran
2.meningkatkan taraf hidup pelaku optik keliling
3. meningkatkan pengetahuan / pengenalan sampai masyarakat tingkat bawah
4. Menunjang program pemerintah / internasional dalam mewujudkan world vision 2020
Jadi ya begitulah….
@Martinus,
mantap
Salam,
Mas anggoro sekarang dimana ? buka optik dimana ? Saya tinggal di bekasi tapi gak pernah ketemu. Pak kastam ada gak contact person nya mas anggoro, aku nyari2 nih….
Martinus
leprindo 17
e-mail : martinus@surgika.com
martinus_app@yahoo.com
0815 86 151553
Saya punya kisah yang bisa dijadikan bahan renungan bagi yang tidak pernah menjalankan optik keliling, begini ceritanya……………
Februari 2005 saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari sebuah optik di bilangan kelapa gading. Padahal saya tidak mempunyai pekerjaan/ belum mendapatkan cadangannya. Tragisnya hidup di jakarta yang serba mahal dan kebutuhan sehari – hari seperti cicilan rumah, biaya anak sekolah dan lain2nya tetep harus dipenuhi. Sebagai RO dan sekaligus kepala rumah tangga saya wajib dan harus tetep memenuhi hal tersebut. Akhirnya optik kelilinglah yang menyelamatkan kehidupan ekonomi saya. Kenapa saya pilih jalan itu ? karena saya sudah coba untuk melamar ke outlet2 tapi hanya digaji 1,5jt an. saya gak mungkin menerima itu karena sangat menjatuhkan mental saya karena sebelumnya saya bekerja secara profesional dan digaji jauh dari angka tsb.Begitulah…akhirnya dengan waktu akhirnya saya mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik dari pekerjaan 2 saya sebelumnya.6 bulan kemudian.
Pak kastam aja masih mau menjalaninya ..padahal sekarang sudah mapan secara pekerjaan dan finansial…yo ga pak ?
Sambungannya…………..
Sampai hari ini saya masih menjadi bagian dari yang orang sebut optik keliling. Dan saya sangat tidak setuju jika disebut tdk profesional, Kenapa ?
Sekarang saya bekerjasama dan telah menjadi bagian dari sebuah rumah sakit besar di jakarta karena saya membuka gerai optik di rs tersebut. RS ini memiliki marketing yang sangat handal sehingga sampai sekarang memiliki kerjasama dengan lebih dari 200 perusahaan asuransi dan 400 perusahaan besar termasuk tambang terbesar di Nusatenggara dan Juga Papua. MCU ( medical Cek Up ) selalu menyertakan keterlibatan dokter yang ahli di bidangnya termasuk seorang SpM ( dokter spesialis mata ), dengan membawa autoref dan perlengkapan ref lainnya, . Kita tinggal terima resepnya. Profesional gak ?
Thanks to all………..
Martinus
@ Jdodor:
Terima kasih atas kunjungannya, tentu profesional harus di junjung tinggi, namun tempat serta pengabdian ke masyarakat itu ada di mana-mana, bisa di RS, klinik, Optik dan juga mendekatkan diri ke masyarakata luas yang mungkin di daerah itu tidak tenaga ahli seperti dokter mata padahal masyarakat itu perlu kacamata.
@ Martinus:
Terharu mendengarnya…
Sukses yaaa dan rajin kunjungi blog anda ini, berilah saran dan komentar yang bisa membangkitkan dunia RO kita
Bwt pk Martinus…
Keren bgt
blh sedikit berbagi cara2nya gk biar dpt bekerjasama dg sebuah instansi,?
Makasih
0857 22522 338
Salam wt semuanya
saya pernah bekerja disebuah optik di bogor sebagai marketing canvas selama kurang lebih 1 th dan pd tahun 2004, dan pada 7 bln terakìr saya kerja sya sudah mulai diberikan kesmpatan tuk melakukan pemeriksaan. Meski saya lulusan smk doang(bukan ro)
dan saya sempat buka sendiri opkel.
Tp 2 thn terakhir ini saya sudah tidak bergerak dibid opkel lg
sya jg sempet bekerja disebuah perusahaan minuman sbgy customer service
jika ada suatu kesempatan saya tuk bergabung dngn optik lagi dg segala kerendahan hati mohon kiranya tuk berbagi informasi.
Terima kasih
ibell
085722522338
mas, klo struktur organisasi optik yang baik itu kaya gimana sich!!!
terus fungsi-fungsi anggotanya buat apa saja? seperti RO dan AE itu buata apa
tolong diemail ke alamatku ya…
thank’s b4
Jawab di sini aja yaaa…
Struktur suatu optik yang baik minimal ada Penanggung jawab optik dan ini baiknya di pegang oleh RO, Kemudian ada RO yang bertugas untuk melakukan refraksi dan sebagainya yang berhubungan dengan teknis perkacamataan dan lensa kontak.
Ada Bagian Keuangan atau Kasir, Ada sales yang bertugas untuk melakukan penjualan.
Jika melakukan pemotongan lensa sendiri ada yang bagian edging dan ini juga bisa di lakukan RO.
Cukup…
Kalau AE saya belum pernah dengar apa ya…
saya lulusan ;leprindo 2007 (27) dan sekarng bekerja di lab cravisiutama jaya .
bagi taman2 RO yang ingin memesan lensa gosok boleh menghubungi saya di 021 6332951 atau mobile : 081311687864.
mas destron saya tertarik dengan penawaran lensa gosok tolong dong kirim daftar harga lensa dan spesifikasi ukurnnya, thanks kirim email ke Khasanurdin@yahoo.co.id
oi bung des…..
@desron,
iya mas Destron
daftar n spesifikasinya kirimin ke aku juga ya
dont forget
oblique.oleng@yahoo.co.id
@desron, Mas aku juga mau pesen lensa gosoknya, kirim Price List ke har_calm@yahoo.com ya..
(mudah-mudahan bisa bersaing ama Domas)
Makasih…
Selamat sore mas,
Sy tertarik dng lensa gosok ny,
Minta tlng d kirim list nya ke e-mail sy.
Tks.
D2ns
@dadan,
kata desron, silakan hubungi Cravisi, alamat atau kontaknya cari di google yaaa
@desron,saya juga butuh daftarnya, apaq bisa dikirim?
@desron, mas ag minta juga daftar harga ,soale ag yo OPKEL trism ,maturnuwon
saya juga mau ding penawaran lensa gosoknya tolong dikirim daftar harga lensa dan spesifikasi ukurnnya, ke devinifera@yahoo.com ya…..
sy jg donk mas desron mohon di kirim ke email sy yA listnya. iwen_ind@yahoo.co.id trmksh
tolong dong saya juga dikirimin daftarnya.
@suryandaru,
ini kok banyak yang ingin order lensa gosok apa emangnya selama ini kalau order kemana dan maunya harga dasar berapa sih… he he he.
Kebetulan mas desron dah gak kerja di Cravisi lagi, kayaknya dah koment tuh orangnya di atas…
halo semuanya..pengen nanya, apa boleh melakukan Optik keliling walaupun bukan RO??? Adakah UUnya??
@Ganti,
Optik keliling untuk semua siapa saja tidak ada undang-undangya.
Bahkan Seorang RO saja di daerah mestinya baru boleh melakukan pemberian resep jika tidak ada dokter mata…
kasihan… tapi………….. faktanya siapa saja bisa jadi optik keliling… jadi niatkan membantu sesama dan seterusnya…
Wualah kok pada pusing ,yang keliling tidak pusing ko ‘jutru pusing kerja di orang ;13 gaji kecil anak tambah,padahal sy bisa mengkafer ,trism
Wualah kok pada pusing ,yang keliling tidak pusing ko ‘jutru pusing kerja di orang ;13 th gaji kecil anak tambah,padahal sy bisa mengkafer ,trism
@Warsito day hadi,
mantap… maju terus pantang mundur yaaaa
mau tanya harga2 softlens,kirim kelamat facebook qu ya di syaipulanwar99@yahoo.com
thks rani
Maaf, sekarang bagaimana perkembangannya ?